Jam Operasional

By Appointment

Nomor Telepon

081388701387

Antara Harapan dan Kepasrahan: Psikologi Attribution Style pada Usia Senja

Uncategorized

Pendahuluan

Perjalanan hidup manusia layaknya roda yang berputar, membawa berbagai perubahan dan tantangan di setiap tahapannya. Salah satu fase yang paling menantang adalah usia lanjut. Di fase ini, seseorang mengalami perubahan besar pada fisik, kognitif, sosial dan emosinya. Bertambahnya usia sering dikaitkan dengan penurunan, baik dari segi kesehatan, daya ingat, maupun peran sosial. Lansia juga sering menghadapi kehilangan pasangan hidup, rekan kerja, atau bahkan peran dalam keluarga dan masyarakat. Semua perubahan ini dapat menyebabkan perasaan tidak berguna, rendah diri, dan bahkan depresi jika mereka tidak menghadapi penyesuaian yang baik.
Namun, tidak semua orang tua mengalami masa tua yang buruk. Banyak yang mampu menikmati masa tua mereka dengan bahagia, bermakna, dan puas dengan apa yang mereka capai. Bagaimana seseorang beradaptasi dengan perubahan dan cara mereka memaknai keberhasilan dan kegagalan dalam hidup mereka adalah komponen utama yang membedakannya, yang dikenal sebagai gaya atribusi dalam psikologi.

Dinamika Psikologi Lansia
Perubahan dan Tantangan pada Masa Lansia

Masa tua adalah fase perkembangan yang sulit. Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1992), tercapainya integritas ego kepuasan dan kebahagiaan atas pencapaian hidup adalah tanda idealnya masa tua. Jika mereka merasa prestasinya telah memenuhi standar yang ditetapkan saat muda, mereka akan merasa puas dan bahagia. Sebaliknya, jika harapan masa muda tidak tercapai dan kesempatan untuk mencapai tujuan semakin kecil, orang tua akan merasa kecewa, putus asa, dan bahkan depresi.

Persiapan Menghadapi Masa Tua

Kemampuan lansia untuk menyesuaikan diri sangat dipengaruhi oleh persiapan yang telah dilakukan sejak usia paruh baya. Bagi orang yang tidak mempersiapkan diri secara fisik dan mental, masa tua cenderung menjadi masa yang menakutkan dan mengecewakan. Banyak orang tua tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi masa depan. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan untuk beradaptasi ketika menghadapi perubahan yang signifikan saat mereka menjadi lebih tua.

Teori Penyesuaian Diri pada Lansia
Teori Aktivitas

Teori Aktivitas (Monks, 1992) mengatakan bahwa orang tua yang melakukan penyesuaian diri dengan baik akan tetap aktif dan mempertahankan berbagai sikap dan kegiatan yang mereka lakukan saat masih muda. Jika mereka kehilangan pekerjaan atau kerabat, mereka akan mencari aktivitas pengganti untuk tetap merasa bermakna dan terlibat dalam kehidupan sosial. Tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lebih baik pada lansia yang aktif.

Teori Pelepasan Diri

Sebaliknya, Teori Pelepasan Diri mengatakan bahwa orang tua yang mengalami penyesuaian buruk cenderung membatasi keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan, baik secara sukarela maupun tidak. Mereka menjadi tidak termotivasi, menjauh dari lingkungan sosial, dan akhirnya merasa terisolasi. Perasaan tidak berharga seringkali diperparah oleh penarikan diri ini, yang mempercepat kemunduran fisik dan psikologis.
Dalam menghadapi perubahan tersebut, salah satu faktor penting yang menentukan kualitas hidup lansia adalah gaya atribusinya, yaitu bagaimana mereka menjelaskan penyebab berbagai peristiwa atau pengalaman dalam hidupnya. Gaya atribusi sangat memengaruhi bagaimana seseorang menanggapi penolakan, menghadapi kegagalan, dan menjaga kesehatan mentalnya.

Apa itu Attribution Style?

Attribution Style merupakan cara seseorang menjelaskan sebab dan akibat dari kejadian, baik keberhasilan maupun kegagalan. Menurut Heider (dalam Weiten, 1992), dua dimensi utama gaya atribusi adalah internal dan eksternal atau juga disebut Locus of Control (Lokus Pengendalian).

1. Attribution Style Internal : Individu menilai keberhasilan atau kegagalan berdasarkan hal-hal di dalam diri mereka sendiri, seperti kemampuan, usaha, dorongan, atau sifat pribadi. Misalnya, mereka akan menganggap keberhasilan mereka sebagai hasil dari kemampuan mereka sendiri; jika mereka gagal, mereka juga akan meletakkan penyebab kegagalan mereka pada diri mereka sendiri.

2. Attribution Style Eksternal : Individu menilai keberhasilan atau kegagalan berdasarkan faktor luar, seperti lingkungan, keberuntungan, dukungan dari orang lain, atau situasi eksternal. Jika berhasil, mereka mengaitkan keberhasilan dengan lingkungan, jika tidak berhasil, mereka mengaitkan keberhasilan dengan kekurangan dukungan atau situasi yang tidak menguntungkan.

Gaya atribusi sangat memengaruhi kesehatan mental orang tua. Dampaknya adalah sebagai berikut:

1. Dampak terhadap Depresi dan Kecemasan

Lansia yang sering menyalahkan diri sendiri atas hal-hal negatif dengan cara yang stabil, tidak terkendali, dan menyalahkan diri sendiri cenderung mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi. Lansia yang memandang kegagalan sebagai hal sementara dan bisa diperbaiki biasanya lebih kuat dalam mengatasi tekanan psikologis.

2. Motivasi dan Perilaku Kesehatan

Lansia dengan locus of control internal lebih cenderung melakukan hal-hal yang sehat, seperti berolahraga, mematuhi diet seimbang, dan minum obat secara teratur. Orang lanjut usia dengan lokus eksternal percaya bahwa tindakan mereka berdampak pada kesejahteraan mereka. Sebaliknya, mereka pasrah dengan kondisi mereka dan jarang mengambil tindakan pencegahan aktif atau perawatan kesehatan.

3. Kualitas Hidup dan Kebahagiaan

Meningkatkan rasa syukur, kebahagiaan, dan kepuasan hidup merupakan salah satu penerapan attribution style positif. Lansia yang mengaitkan keberhasilan mereka dalam hidup dengan usaha dan ketekunan cenderung memiliki pandangan hidup yang optimis dan bahagia. Sebaliknya, lansia yang merasa bahwa semua keberhasilan dalam hidup adalah hasil dari pencapaian, cenderung memiliki hubungan emosional yang meremehkan pencapaian mereka.

Perubahan Attribution style pada Lansia

Attribution Style pada lansia dapat berubah seiring pertambahan usia, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman hidup, kondisi fisik, tingkat sosial ekonomi, serta dukungan sosial yang diterima. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, ketika lansia mengenali kegagalan atau kemunduran, seperti ketika mereka menderita penyakit atau keterbatasan fisik, mereka cenderung mengembangkan attribution style yang lebih eksternal dan stabil.
Misalnya, orang tua yang mengalami kesulitan berjalan mungkin berpikir, “Saya sudah tua, tubuh saya tidak dapat melakukan apa pun lagi”, yang merupakan pola pikir internal, stabil, dan tidak terkendali yang dapat menyebabkan perasaan putus asa, penurunan motivasi, dan peningkatan risiko depresi. Namun, tidak semua orang tua memiliki sifat negatif. Banyak yang tetap aktif dan memiliki sifat positif, seperti kesadaran bahwa mereka masih memiliki pilihan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka meskipun usia mereka bertambah.

Manfaat Pemahaman Attribution Style bagi Lansia dan Lingkungan

Bagi Keluarga

1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sikap, perasaan, dan perspektif orang tua agar keluarga dapat membuat pilihan yang sesuai untuk kebahagiaan dan kesejahteraan mereka sendiri.

2. Membantu keluarga memperhatikan kebutuhan emosional orang tua mereka dan memberikan dukungan yang tepat

Semua kegiatan disusun untuk menjaga keseimbangan sosial, spiritual, dan mental.

Bagi Masyarakat

1. Menjadi dasar bagi masyarakat untuk memperlakukan orang tua dengan lebih manusiawi dan menghargai apa yang telah mereka lakukan.

2. Menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya lingkungan yang ramah dan fasilitas pendukung bagi penyesuaian diri lansia

Bagi Lansia Sendiri

1. Membantu lansia mengubah cara mereka melihat kegagalan dan kesuksesan, sehingga mereka lebih mudah menerima diri dan bahagia dengan hidup mereka.

2. Mendorong pemahaman masyarakat mengenai pentingnya lingkungan serta sarana yang membantu lansia dalam proses adapsi.

Bagi Generasi Muda

1. Sebagai upaya pencegahan agar generasi muda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk masa tua.

2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya dan penyesuaian sejak usia muda.

Penutup

Attribution Style memegang peranan penting dalam bagaimana orang tua memaknai hidup dan menghadapi perubahan yang datang dengan bertambahnya usia. Pandangan atribusi yang positif dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental, sementara atribusi yang bersifat negatif berpotensi menurunkan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, lingkungan sekitar harus memberikan dukungan agar orang tua dapat membangun cara berpikir yang sehat dan adaptif.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap hal tersebut, Pelita Cahaya Kasih untuk memfasilitasi para lansia untuk tinggal bersama dan mendampingi lansia dengan pendekatan holistik yang memperhatikan kesehatan fisik, mental, dan emosional. Kunjungi Pelita Cahaya Kasih dan temukan rumah yang penuh kehangatan bagi para lansia tercinta.

Tags :

example, category, and, terms

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Layanan Darurat

Tim kami siap membantu dengan layanan yang ramah, profesional, dan penuh kasih sayang 24 jam sehari, 7 hari seminggu

ADVERTISEMENT

Pasang Iklan di Sini

Hubungi via WhatsApp

Merawat dengan hati, mendampingi dengan kasih. Kami hadir sebagai rumah kedua bagi lansia tercinta, penuh perhatian, aman, dan penuh makna.

Jam Operasional

Jangan ragu untuk menghubungi kami di luar jam kerja. Pesan Anda akan kami balas secepatnya di hari kerja berikutnya.

Dikembangkan oleh Tim Programmer Pelita Cahaya Kasih

© 2025 Pelita Cahaya Kasih. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.